Wednesday, December 19, 2007

cemas

terakhir kali ngomong, dia lagi nunggu pesawat buat pulang.
itu hari minggu kemarin.
sampai sekarang ga ada kabarnya.
uda nyampe jakarta belom sih?
lo baik2 aja kan?

please let me know.

cemas

terakhir kali ngomong, dia lagi nunggu pesawat buat pulang.
itu hari minggu kemarin.
sampai sekarang ga ada kabarnya.
uda nyampe jakarta belom sih?
lo baik2 aja kan?

please let me know.

Monday, December 17, 2007

monolog 2 sisi

saya: mengapa kamu berlari kesana kemari?
aku : aku sedang mencari.
saya : apa yang kamu cari?
aku: aku sedang mencari kebahagiaan. anda tahu dimana bisa kutemukan kebahagiaan?
saya: kebahagiaan itu apa? kamu sebaiknya bertanya pada orang-orang yagn bahagia.
aku: aku tak tahu apa itu kebahagiaan tepatnya. yang aku tahu aku merasa tidak utuh dan tidak bahagia.
saya: jadi keutuhan membawa kebahagiaan? atau kebahagiaan membawa keutuhan?
aku: aku tidak tahu. aku juga masih mencari. apakah bahagia anda sama dengan bahagia aku?
saya : saya juga tidak tahu. saya tidak tahu apakah kebahagiaan saya itu sama dengan kebahagiaan orang lain. saya tidak tahu apa yang bisa membuat saya bahagia. saya tidak tahu apakah saya bahagia.
aku : mungkinkah uang mendatangkan kebahagiaan?
saya : ah sepertinya tidak. banyak orang kaya yang tidak bahagia. konon, uang tidak bisa membeli kebahagiaan
aku: atau mungkin kebahagiaan datang dari keluarga?
saya : tapi kenapa banyak orang bertengkar dengan keluarganya? banyak yang manis didepan tapi berkata buruk dibelakang. kadang terkesan seperti terpaksa bersama
aku : mungkinkah dari teman? atau dari kekasih? atau dari makanan? dari obat2an? dari mana?
saya: saya tidak tahu! saya jadi ingin menemukan kebahagiaan juga.tapi dimana?
aku: aku juga tidak tahu. jadi apa yang akan anda lakukan?
saya : kenapa kamu mencari kebahagiaan dengan berlari kemana2?
aku: karena aku sudah berdiam di satu tempat dan tidak menemukannya. maka aku memilih untuk berlari. tapi lama2 ini melelahkan. anda ingin berlari2 juga?
saya: tidak, saya takut hanya akan menemukan kekecewaan diakhir pencarian yang melelahkan. tidak adakah toko yang menjual "kebahagiaan?"
aku: seandainya ada saya sudah pasti akan menjadi agen pengecernya.
saya: bagaimana kalau kita bikin produk bernama "kebahagiaan". setidaknya lain kali ada orang yang mencari "kebahagiaan" maka dia akan merujuk pada sesuatu.
aku: ide bagus. mari kita coba jual kebahagiaan.

Labels:

monolog 2 sisi

saya: mengapa kamu berlari kesana kemari?
aku : aku sedang mencari.
saya : apa yang kamu cari?
aku: aku sedang mencari kebahagiaan. anda tahu dimana bisa kutemukan kebahagiaan?
saya: kebahagiaan itu apa? kamu sebaiknya bertanya pada orang-orang yagn bahagia.
aku: aku tak tahu apa itu kebahagiaan tepatnya. yang aku tahu aku merasa tidak utuh dan tidak bahagia.
saya: jadi keutuhan membawa kebahagiaan? atau kebahagiaan membawa keutuhan?
aku: aku tidak tahu. aku juga masih mencari. apakah bahagia anda sama dengan bahagia aku?
saya : saya juga tidak tahu. saya tidak tahu apakah kebahagiaan saya itu sama dengan kebahagiaan orang lain. saya tidak tahu apa yang bisa membuat saya bahagia. saya tidak tahu apakah saya bahagia.
aku : mungkinkah uang mendatangkan kebahagiaan?
saya : ah sepertinya tidak. banyak orang kaya yang tidak bahagia. konon, uang tidak bisa membeli kebahagiaan
aku: atau mungkin kebahagiaan datang dari keluarga?
saya : tapi kenapa banyak orang bertengkar dengan keluarganya? banyak yang manis didepan tapi berkata buruk dibelakang. kadang terkesan seperti terpaksa bersama
aku : mungkinkah dari teman? atau dari kekasih? atau dari makanan? dari obat2an? dari mana?
saya: saya tidak tahu! saya jadi ingin menemukan kebahagiaan juga.tapi dimana?
aku: aku juga tidak tahu. jadi apa yang akan anda lakukan?
saya : kenapa kamu mencari kebahagiaan dengan berlari kemana2?
aku: karena aku sudah berdiam di satu tempat dan tidak menemukannya. maka aku memilih untuk berlari. tapi lama2 ini melelahkan. anda ingin berlari2 juga?
saya: tidak, saya takut hanya akan menemukan kekecewaan diakhir pencarian yang melelahkan. tidak adakah toko yang menjual "kebahagiaan?"
aku: seandainya ada saya sudah pasti akan menjadi agen pengecernya.
saya: bagaimana kalau kita bikin produk bernama "kebahagiaan". setidaknya lain kali ada orang yang mencari "kebahagiaan" maka dia akan merujuk pada sesuatu.
aku: ide bagus. mari kita coba jual kebahagiaan.

Wednesday, December 05, 2007

pupus

untuk seseorang yang bermotto hidup "nil desperandum" menulis ini mungkin mengesankan bahwa saya munafik.
tapi memang benar, saya merasa harapan sudah pupus.
setidaknya harapan untuk memenuhi target yang ditetapkan waktu lulus bulan februari lalu.
target saya adalah by the end of this year, diakhir tahun 2007, sudah memiliki pekerjaan tetap.
and today is december 5th 2007, the year is coming closer to its end,
and there is hardly any chance of my getting a job before the end of the month.

terkadang saya ingin bertanya kepada banyak pihak,
dari mulai kepada diri sendiri, bagian hrd/rekrutment perusahaan2 yang saya lamar,
sampai kepada yang Maha Kuasa diatas sana,
"kenapa saya masih nganggur juga?"

sampai sekarang saya masih terlalu gengsi untuk bertanya langsung kepada mereka-mereka yang belum bisa memperkerjakan
 (baca= menolak) saya mengenai apa yang membuat mereka tidak memilih saya.

Saya tidak mau bertanya terlalu mendalam kepada teman2 dan keluarga pertanyaan diatas karena saya tidak ingin menambah
beban pikiran mereka. karena saya sendiri terbebani dengan pertanyaan2 seperti "uda kerja dimana?", "kamu kapan mau kerja?",
dan "gimana hasil test di ______ (isi sendiri) kemarin?".
i know they meant well, but i can't really say that those questions bring me relief.

saya berdoa tapi saya yakin Tuhan masih memiliki hal-hal yang lebih penting untuk diurusi
dari pada sekedar meladeni pertanyaan saya.

maka ijinkan saya untuk mencoba membuat beberapa analisa mengenai kenapa saya belum juga mendapat pekerjaan hingga detik ini.
1. maybe i overrated my self. mungkin saya memang belum pantas untuk dipertimbangkan pada posisi2 impian saya itu.
2. bad karma. mungkin saya masih hutang begitu banyak hal kepada begitu banyak pihak sehingga saya belum layak mendapatkan keinginan saya itu.
3. mungkin saya harus menelan ego saya dan meminta pertolongan banyak orang untuk "dititipkan" tapi kok rasanya seperti mengkhianati diri sendiri ya?
4. saya terlalu sombong. dan omongan saya yang sombong ini (misalnya: "gue sih nista kerja jadi _____ (macam2)", atau "gue sih malu kalo buat dapet kerja aja ampe harus dimasukin sama temennya orang tua") akhirnya memaksa saya untuk melewati semua ini.
5. saya terlalu banyak berpikir dan mengeluh daripada berusaha dan berdoa.
6. dll
7. dst
8. dsb

yah, yang jelas sekarang sudah hampir akhir tahun 2007. dimana kecil sekali kemungkinan saya akan mendapatkan pekerjaan tetap di
(a) sebuah perusahaan yang cukup baik untuk menjadi dasar dari karier saya, 
(b) untuk sebuah posisi yang memiliki jenjang karier jelas,
(c)dengan job description yang tidak klerikal, 
(d) menuntut kreatifitas dan memberikan tantangan,
(e) memberi penghasilan yang dapat menutupi kebutuhan hidup saya, dan
(f) sepadan dengan penantian saya sejak april 2007
dan tentu saja harus sesuai dengan kata hati saya.
(do i seem too picky?)

all i want for lebaran haji and christmas is a job. and my only resolution for 2008 is to get a job and hold on to it. my wish right now is that i would be strong enough to finally accept that i failed to fulfill my deadline for a job by the end of 2007.

Insya Allah, segala sesuatu akan menjadi indah pada waktunya.

pupus

untuk seseorang yang bermotto hidup "nil desperandum" menulis ini mungkin mengesankan bahwa saya munafik.
tapi memang benar, saya merasa harapan sudah pupus.
setidaknya harapan untuk memenuhi target yang ditetapkan waktu lulus bulan februari lalu.
target saya adalah by the end of this year, diakhir tahun 2007, sudah memiliki pekerjaan tetap.
and today is december 5th 2007, the year is coming closer to its end,
and there is hardly any chance of my getting a job before the end of the month.

terkadang saya ingin bertanya kepada banyak pihak,
dari mulai kepada diri sendiri, bagian hrd/rekrutment perusahaan2 yang saya lamar,
sampai kepada yang Maha Kuasa diatas sana,
"kenapa saya masih nganggur juga?"

sampai sekarang saya masih terlalu gengsi untuk bertanya langsung kepada mereka-mereka yang belum bisa memperkerjakan
(baca= menolak) saya mengenai apa yang membuat mereka tidak memilih saya.

Saya tidak mau bertanya terlalu mendalam kepada teman2 dan keluarga pertanyaan diatas karena saya tidak ingin menambah
beban pikiran mereka. karena saya sendiri terbebani dengan pertanyaan2 seperti "uda kerja dimana?", "kamu kapan mau kerja?",
dan "gimana hasil test di ______ (isi sendiri) kemarin?".
i know they meant well, but i can't really say that those questions bring me relief.

saya berdoa tapi saya yakin Tuhan masih memiliki hal-hal yang lebih penting untuk diurusi
dari pada sekedar meladeni pertanyaan saya.

maka ijinkan saya untuk mencoba membuat beberapa analisa mengenai kenapa saya belum juga mendapat pekerjaan hingga detik ini.
1. maybe i overrated my self. mungkin saya memang belum pantas untuk dipertimbangkan pada posisi2 impian saya itu.
2. bad karma. mungkin saya masih hutang begitu banyak hal kepada begitu banyak pihak sehingga saya belum layak mendapatkan keinginan saya itu.
3. mungkin saya harus menelan ego saya dan meminta pertolongan banyak orang untuk "dititipkan" tapi kok rasanya seperti mengkhianati diri sendiri ya?
4. saya terlalu sombong. dan omongan saya yang sombong ini (misalnya: "gue sih nista kerja jadi _____ (macam2)", atau "gue sih malu kalo buat dapet kerja aja ampe harus dimasukin sama temennya orang tua") akhirnya memaksa saya untuk melewati semua ini.
5. saya terlalu banyak berpikir dan mengeluh daripada berusaha dan berdoa.
6. dll
7. dst
8. dsb

yah, yang jelas sekarang sudah hampir akhir tahun 2007. dimana kecil sekali kemungkinan saya akan mendapatkan pekerjaan tetap di
(a) sebuah perusahaan yang cukup baik untuk menjadi dasar dari karier saya,
(b) untuk sebuah posisi yang memiliki jenjang karier jelas,
(c)dengan job description yang tidak klerikal,
(d) menuntut kreatifitas dan memberikan tantangan,
(e) memberi penghasilan yang dapat menutupi kebutuhan hidup saya, dan
(f) sepadan dengan penantian saya sejak april 2007
dan tentu saja harus sesuai dengan kata hati saya.
(do i seem too picky?)

all i want for lebaran haji and christmas is a job. and my only resolution for 2008 is to get a job and hold on to it. my wish right now is that i would be strong enough to finally accept that i failed to fulfill my deadline for a job by the end of 2007.

Insya Allah, segala sesuatu akan menjadi indah pada waktunya.